Puisi Fabel 'Semut Merah' dan Analisis Unsur Intrinsik dan Ekstrinsiknya

Puisi Fabel yang dianalisis berikut ini adalah Puisi Fabel yang saya dapat dari sesama blogger, melalui alamat: khirsa26.blogspot.com. Blogger dari Temanggung yang sepertinya tidak aktif lagi.

Karena beberapa pertimbangan, saya memilih puisi fabel 'Semut Merah' karya Khirsa yang diunggah pada September 2015 ini sebagai karya yang dianalisis. Adapun analisis yang digunakan adalah analisis struktural yang berkaitan dengan unsur intrinsik dan ekstrinsik.


Berikut Puisi Fabel 'Semut Merah' Karya Khirsa Inayatul

SEMUT MERAH


Ku lihat dia di kebun sekolah
Tubuhnya kecil mungil berwarna merah
Rumahnya di dalam tanah
Bekerja tanpa kenal lelah

Ku lihat dia mencari biji-bijian
Atau apapun yang bisa dia makan 
Tubuhnya yang kecil,
Kakinya yang mungil

Berjalan demi sebutir padi
Makan untuk bertahan diri
Namun, musim kemarau telah mengalahkannya
Semut itu mati tanpa daya


Analisis Unsur Intrinsik

Rima

Rima ang digunakan dalam Puisi Fabel 'Semut Merah' di atas adalah rima akhir, yang terdapat pada setiap baris pada masing-masing bait. 

Pada bait pertama, semua diakhiri dengan huruf /h/ lebih tepatnya akhiran bunyi /-ah/. Yaitu pada kata sekolah, merah, tanah, dan lelah. Karena masing-masing huruf  akhir sama, maka bait pertama menggunakan pola sajak a-a-a-a.

Pada bait kedua, dua baris pertama diakhiri buni -an, sementara dua baris terakhir diakhiri bunyi -il.Yaitu masing-masing adalah kata biji-bijaan dan makan (baris 1 dan 2), dan kecil serta mungil (baris 3 dan 4). Dengan pola seperti ini dapat dikatakan rima yang digunakan adalah pola aa-bb.

Pada bait ketiga, pola sajak atau rima yang digunakan oleh Khirsa pada Puisi Fabel di atas sama dengan bait kedua. Yaitu dengan pola aa-bb tampak pada akhir kata yang digunakan yaitu: padi, diri, mengalahkannya dan daya.

Diksi (Pilihan Kata)

Diksi atau pilihan kata yang digunakan dalam puisi fabel di atas adalah puisi sehari-hari. Yang bisa dipahami dengan mudah oleh para pembaca. Pemilihan kata yang mudah dipahami dan indah karena menggunakan dan disesuaikan dengan rima ini tentu dimaksudkan agar para pembaca pemula tidak kesulitan dalam memahami puisi. 

Kata-kata yang dipilih juga adalah kata yang memotivasi, misalnya ada kata bekerja tanpa kenal lelah. Adalah sebuah kalimat yang disusun dengan kata-kata motivasi.

Tema

Tema dalam Puisi Fabel di atas adalah 'Kehidupan Semut'. Semut adala tokoh utama yang diceritakan dalam karya puisi di atas. Selain disebut secara langsung (eksplisit) dalam judul 'Semut Merah', semut juga menjadi penceritaan utama dalam badan puisi.

Amanat

Amanat adalah pesan positif yang terdapat dalam sebuah karya sastra. Dalam puisi tabel di atas ada dua makna yang bisa diambil yaitu:

1. Kita harus bekerja keras untuk mencukupi kebutuhan.
2. Kita harus berpasrah pada kekuatan tuhan.

Kerja keras tampak dari penggambaran semut yang bekerja keras, meskipun badannya kecil dan kakinya mungil, semut harus mencari makanan. Namun demikian, keperkasaan semut tetap kalah oleh kekuatan yang lebih besar, melalui kehendak tuhan ketika Musim kemarau, semut mati tidak berdaya.

ANALISIS EKSTRINSIK

Analisis ekstrinsik yang dilakukan seharusnya menelaah secara mendapalam latar belakang penceritaan dan latar belakang penulisnya. Namun, karena keterbatasan informasi, yang dibahas hanyalah latar belakang penlis yang sangat terbatas (diketahui melalui profil blogger).

Krisna adalah orang Jawa, tepatnya di Temanggung, Jawa Tengah. Jawa dikenal sebagai penghasil beras. Maka dari itu, latar belakang budaya 'sawah' muncul dalam teks Puisi Fabel yaitu dengan digunakannya kata 'berjalan demi sebutir padi'. 

Seandainya bukan orang Jawa yang tidak dekat dengan budaya 'padi' maka kemungkinan besar tidak muncul dalam karya sastra yang dihasilkan oleh penulisnya.

Terima kasih sudah membaca. Silahkan download alais unduh juga materi yang lain. Selamat membaca.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Puisi Fabel 'Semut Merah' dan Analisis Unsur Intrinsik dan Ekstrinsiknya"

Posting Komentar