Istilah selalu bertambah, di satu sisi ada pula istilah yang mulai ditinggalkan dan tidak pernah lagi digunakan sehingga sebagian masyarakat penutur tidak mengerti bahasa yang awalnya pernah dipakai. Terlebih denga adanya media internet dan media sosial, produksi istilah semakin cepat. Namun begitu, pelesapan istilah atau hilangnya istilah juga semakin cepat karena tergantikan oleh istilah baru.
Contohnya saja adalah istilah pelakor dan pebinor yang muncul belakangan dan menggantikan wil dan pil. Pelakor adalah istilah yang merupakan akronim (singkatan) dari perebut laki orang, yang dahulu biasa disebut wanita idaman lain alias wil. Pebinor adalah istilah yang merupakan akronim dari perebut bini orang yang dahulu biasa disebut pil alias perebut bini orang.
Nah, dalam arti kedua isitilah teresebut, pebinor dan pelakor digunakan dua kata yang awalnya (khususnya ketika saya masih SD dan SMP) antara tahun 2000an dianggap bermakna negatif yaitu ada kata laki dan kata bini.
Kata laki pada pelakor biasanya digunakan oleh 'istri sah' begitu juga dengan pebinor digunakan oleh suami sah. Ilusatrasinya begini: Si A adalah suami sah si B. Kemudian Si A selingkuh dengan Si C, maka si B menyebut si C sebagai 'Pelakor'. Berarti si B menyebut suaminya sebagai laki.
Pada awalnya penyebutan laki dianggap jauh lebih rendah daripada suami maka, sudah ada pergesaran makna bahwa kata laki sudah setara dengan kata suami. Dalam hal ini bini dalam kata pebinor juga mengalami hal yang sama.
Jadi, kata laki dan bini tidak dianggap rendah oleh semua kalangan di Indonesia. Bahkan semua lapisan masyarakat menggunakan kata ini untuk dirinya sendiri. Misalnya kalangan artis-selebritis, juga menggunakan kata laki dan bini untuk menyebut pasangannya sendiri.
Ada persamaan, ada pula perbedaan penggunaan antara kata laki dan kata bini. Jika digunakan dalam konteks yang sama. Kata laki - bini bisa bermakna suami - istri. Tapi jika dipisah, makna laki bisa berubah, sementara kata bini tidak memiliki penggunaan kata selain yang bermakna istri.
Kata laki memiliki arti lelaki atau pria atau laki-laki. Misalnya dalam sebuah iklan minuman berenergi, ada moto laki minum ini. Maka yang dimaksud adalah orang laki-laki. Ada pula penggunaan kata laki dalam istilah motor laki artinya, motor yang identik dengan orang laki-laki. Yang pakai kopling di tangan kiri.
Sementara kata bini tidak berarti langsung bisa diantonimkan dengan arti kata laki seperti contoh di atas. Tidak ada iklan minuman para bini. Tidak ada pula motor yang didesain khusus untuk para perempuan dan diberi nama motor bini. Yang ada mungkin adalah motor matic.
Lain lagi dengan penggunaan kata laki dan bini dalam bahasa daerah. Meskipun memiliki kemiripan, tapi juga memiliki perbedaan dan nilai rasa makna yang jauh berbeda. Penjelasan lengkapnya ada dalam artikel
Sekian penjelasan arti kata laki dan bini. Baik arti dalam konteks istilah pelakor dan pebinor maupun arti laki-bini dalam konteks yang lain.
Contohnya saja adalah istilah pelakor dan pebinor yang muncul belakangan dan menggantikan wil dan pil. Pelakor adalah istilah yang merupakan akronim (singkatan) dari perebut laki orang, yang dahulu biasa disebut wanita idaman lain alias wil. Pebinor adalah istilah yang merupakan akronim dari perebut bini orang yang dahulu biasa disebut pil alias perebut bini orang.
Nah, dalam arti kedua isitilah teresebut, pebinor dan pelakor digunakan dua kata yang awalnya (khususnya ketika saya masih SD dan SMP) antara tahun 2000an dianggap bermakna negatif yaitu ada kata laki dan kata bini.
Kata laki pada pelakor biasanya digunakan oleh 'istri sah' begitu juga dengan pebinor digunakan oleh suami sah. Ilusatrasinya begini: Si A adalah suami sah si B. Kemudian Si A selingkuh dengan Si C, maka si B menyebut si C sebagai 'Pelakor'. Berarti si B menyebut suaminya sebagai laki.
Pada awalnya penyebutan laki dianggap jauh lebih rendah daripada suami maka, sudah ada pergesaran makna bahwa kata laki sudah setara dengan kata suami. Dalam hal ini bini dalam kata pebinor juga mengalami hal yang sama.
Jadi, kata laki dan bini tidak dianggap rendah oleh semua kalangan di Indonesia. Bahkan semua lapisan masyarakat menggunakan kata ini untuk dirinya sendiri. Misalnya kalangan artis-selebritis, juga menggunakan kata laki dan bini untuk menyebut pasangannya sendiri.
Ada persamaan, ada pula perbedaan penggunaan antara kata laki dan kata bini. Jika digunakan dalam konteks yang sama. Kata laki - bini bisa bermakna suami - istri. Tapi jika dipisah, makna laki bisa berubah, sementara kata bini tidak memiliki penggunaan kata selain yang bermakna istri.
Kata laki memiliki arti lelaki atau pria atau laki-laki. Misalnya dalam sebuah iklan minuman berenergi, ada moto laki minum ini. Maka yang dimaksud adalah orang laki-laki. Ada pula penggunaan kata laki dalam istilah motor laki artinya, motor yang identik dengan orang laki-laki. Yang pakai kopling di tangan kiri.
Sementara kata bini tidak berarti langsung bisa diantonimkan dengan arti kata laki seperti contoh di atas. Tidak ada iklan minuman para bini. Tidak ada pula motor yang didesain khusus untuk para perempuan dan diberi nama motor bini. Yang ada mungkin adalah motor matic.
Lain lagi dengan penggunaan kata laki dan bini dalam bahasa daerah. Meskipun memiliki kemiripan, tapi juga memiliki perbedaan dan nilai rasa makna yang jauh berbeda. Penjelasan lengkapnya ada dalam artikel
Sekian penjelasan arti kata laki dan bini. Baik arti dalam konteks istilah pelakor dan pebinor maupun arti laki-bini dalam konteks yang lain.
0 Response to "Pergeseran Arti Laki dan Bini dalam Pelakor dan Pebinor"
Posting Komentar