Al-Qur'an, Tentang "Gunung Yang Bergerak"



Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya, padahal ia berjalan sebagai jalannya awan. (Begitulah) perbuatan Allah yang membuat dengan kokoh tiap-tiap sesuatu; sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. [QS. 27: 88] 

Inilah ayat dari Allah yang boleh dikatakan merupakan jenis ayat Mutasyabihat yakni ayat yang belum jelas maknanya sedang kebalikannya adalah ayat-ayat muhkamat yakni yang sudah jelas maknanya hanya dapat diketahui maknanya oleh Allah dan orang-orang yang berilmu dan berakal, seuai dengan firman-Nya:

Dia-lah yang menurunkan Al Kitab (Al Qur'an) kepada kamu. Di antara (isi) nya ada ayat-ayat yang muhkamaat, itulah pokok-pokok isi Al qur'an dan yang lain (ayat-ayat) mu-tasyaabihaat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, maka mereka mengikuti sebahagian ayat-ayat yang mutasyaabihaat daripadanya untuk menimbulkan fitnah untuk mencari-cari ta'wilnya, padahal .tidak ada yang mengetahui ta'wilnya melainkan Allah.  Dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata: "Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyaabihaat, semuanya itu dari sisi Tuhan kami." Dan tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan orang-orang yang berakal". [QS. 3:7] 


Al-Qur'an telah menjelaskannya kepada kita 14 abad silam sebelum Sain Modern diketemukan seperti sekarang ini.

Gunung Everest (bahasa Inggris: Mount Everest) adalah gunung tertinggi di dunia (jika diukur dari paras laut). Rabung puncaknya menandakan perbatasan antara Nepal dan Tibet; puncaknya berada di Tibet.

Nama dari gunung ini diambil dari nama  seorang Pejabat Inggri sebagai daerah koloni kala itu yaitu Sir George Everest. Nama ini diberikan oleh Sir Andrew Waugh, surveyor-general India berkebangsaan Inggris, penerus Everest.

Puncak Everest merupakan salah satu  puncak tertinggi di dunia. Radhanath Sikdar seorang juru ukur dan pakar matematika dari daerah Bengali wilayah India, merupakan orang pertama yang menyatakan Puncak Everest sebagai puncak tertinggi melalui perhitungan trigonometrik pada 1852. Perhitungan ini dilakukan menggunakan teodolit dari jarak 150 mil jauhnya di India. Sebagian rakyat India percaya bahwa puncak tersebut semestinya dinamakan menurut nama sang juru ukur Sikdar, bukan Everest.

Gunung ini mempunyai ketinggian sekitar 8.850 m; walaupun terdapat variasi dari segi ukuran (baik pemerintah Nepal maupun Cina belum mengesahkan ukuran ini secara resmi, ketinggian Puncak Everest masih dianggap 8.848 m oleh mereka). Gunung Everest pertama kali diukur pada tahun 1856 dengan ketinggian 8.839 m, dibulatkan menjadi 8.840 m (29.002 kaki). Tambahan 0,6 m (2 kaki) menunjukkan bahwa pada masa itu ketinggian yang tepat sebesar 29.000 kaki akan dianggap sebagai perkiraan yang dibulatkan. Saat ini telah diperkiraan tingginya telah mencapai 8.850 m yang diukur melalui bacaan Sistem Posisi Global (GPS). Gunung Himalaya masih terus bertambah tinggi akibat pergerakan lempeng tektonik kawasan tersebut.

Gunung Everest adalah gunung yang puncaknya mencapai jarak paling jauh dari permukaan laut. Dua gunung lain yang kadangkala juga disebut sebagai "gunung tertinggi di dunia" adalah Mauna Loa di Hawaii, yang  jika diukur dari dasarnya tengah lautpun hanya mencapai ketinggian 4.170 m dan Gunung Chimborazo di Ekuador, yang puncaknya hanya 2.150 m, menurut sain penyebab bertambahnya tingginya gunung Everest dikarenakan Bumi mengembang di kawasan khatulistiwa.

Perlu diketahui bahwa setinggi-tingginya gunung bila diukur lebih dalam dasar lautan dibandingkan ketinggian Everest sebagaimana yang dikatakan seorang ilmuwan, Challenger Deep, terletak di Palung Mariana, sangking dalamnya  seandainya gunung Himalaya dibenamkan di dalamnya, airpun masih mampu menutupinya hampir 1,6 km diatasnya.


Sumber:



--0o0--







Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Al-Qur'an, Tentang "Gunung Yang Bergerak""

Posting Komentar